Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Alhamdulillah,
Bergabung bersama guru-guru hebat di Temu Pendidik Nusantara (TPN) 7 selama dua hari Sabtu-Ahad,12 - 13 Desember 2020, sungguh pengalaman belajar yang luar biasa.
Meskipun seluruh kegiatan dilakukan secara virtual tidak mengurangi substansi dan kebermaknaan pertemuan tersebut. Benarlah apa yang digaungkan oleh kalimat bijak bahwa semakin kita belajar semakin diri ini menyadari bahwa sangatlah sedikit pengetahuan yang dimiliki. Mengaitkan profesi guru yang kita sandang tentu juga memiliki konsekuensi untuk terus beradaptasi dengan segala bentuk perubahan khususnya dalam dunia pendidikan. Karena itu, belajar tidak hanya kewajiban anak-anak didik kita, tetapi belajar juga menjadi kewajiban bagi sang guru. Saya akan sedikit berbagi pengalaman mengenai wawasan yang diperoleh selama mengikuti TPN 7 tersebut, semoga bermanfaat.....Literasi yach literasi...
Literasi sangat menarik perhatian saya belakangan ini, entah mengapa...Menurut survey yang dilakukan oleh UNESCO sebagai salah satu organisasi di PBB yang khusus menangani pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan, pada tahun 2019 merilis informasi bahwa Indonesia menduduki peringkat kedua dari BAWAH (peringkat 60 dari 61 negara) pada level literasi.
Apa itu literasi?
Beberapa ahli berpendapat mengenai definisi dari literasi:
- Elizabeth Sulzby (1986), literasi adalah kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam berkomunikasi membaca, berbicara, menyimak, dan menulis dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya.
- Harvey J Graff (2006), literasi adalah suatu kemampuan dalam diri seseorang untuk menulis dan membaca.
- Merriam-Webster, literasi ialah kemampuan atau kualitas melek aksara di dalam diri seseorang dimana di dalamnya terdapat kemampuan membaca, menulis, dan juga mengenali serta memahami ide-ide secara visual.
- Menurut UNESCO, literasi adalah seperangkat keterampilan nyata, terutama keterampilan dalam membaca dan menulis.
- National Institute for Literacy, literasi adalah kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga , dan masyarakat. Definisi yang lebih kontekstual bahwa literasi tergantung pada keterampilan yang dibutuhkan dalam lingkungan tertentu.
- Education Development Centre (EDC), literasi lebih dari sekedar kemampuan membaca dan menulis. Literasi adalah kemampuan individu untuk menggunakan segenap potensi dan skill yang dimiliki dalam hidupnya. Berarti literasi adalah mencakup kemampuan membaca kata dan membaca dunia.
Apa tujuan dari literasi?
Beberapa yang bisa disimpulkan dari tujuan literasi diantaranya:
- Membantu meningkatkan pengetahuan dengan cara membaca berbagai informasi bermanfaat.
- Meningkatkan kemampuan seseorang dalam memberikan penilaian kritis terhadap suatu karya.
- Membantu meningkatkan pemahaman dalam mengambil kesimpulan dari informasi yang diterima (membaca atau mendengar).
- Membantu menumbuhkan dan mengembangkan budi pekerti yang positif di dalam diri saeseorang.
- menumbuhkan dan mengembangkan budaya literasi di tengah-tengah masyarakat secara luas.
- Membantu menggunakan waktu secara berkualitas sehingga lebih bermanfaat.
Apa efek positif yang diterima dari literasi?
Literasi tentu saja memberikan dampak positif bagi seseorang yang terbiasa melakukannya. Diantaranya:
- Menambah perbendaharaan kata atau "kosa kata" .
- Mengoptimalkan kinerja otak karena sering digunakan membaca dan menulis.
- Meningkatkan wawasan dan pengetahuan.
- Kemampuan interpersonal semakin baik.
- Kemampuan memahami makna suatu informasi akan semakin meningkat.
- Meningkatkan kemampuan verbal.
- Meningkatkan kemampuan analisa dan daya pikir.
- Kemampuan merangkai kata yang bermakna dan menulis semakin meningkat.
Mencermati tujuan dan manfaat dari literasi, maka alangkah baiknya jika literasi sudah dikenalkan secara benar kepada anak-anak didik sejak dari jenjang sekolah dasar. Namun, tidak mudah untuk membudayakan literasi secara benar. Masih terdapat kekeliruan atau miskonsepsi mengenai literasi. Beberapa miskonsepsi tersebut diantaranya:
- Literasi hanya ditujukan jika siswa terampil dalam membaca dan menulis sudah dianggap memiliki kemampuan literasi yang baik.
- Literasi hanya terjadi di kelas bahasa saja.
- Berkaitan dengan jumlah buku yang dibaca siswa. Artinya siswa yang sudah membaca banyak buku dianggap memiliki kemampuan literasi yang baik.
- Sekolah yang memiliki jadwal kebiasaan membaca kepada seluruh siswa dalam waktu tertentu dan bersamaan.
- Sekedar kebiasaan membaca tanpa mengukur kompetensi yang dicapai.
- Siswa yang rendah minat baca dianggap kompetensi literasinya buruk.
- Tujuan literasi untuk meningkatkan baca siswa bukan meningkatkan kompetensi siswa.
Beberapa cara yang mungkin bisa diimplementasikan di sekolah untuk meningkatkan kemampuan atau kompetensi literasi siswa:
- Pengadaan fasilitas majalah dinding yang dikemas dengan program pengisian mading yang menarik.
- Pembiasaan membacakan sebuah cerita kepada siswa kemudian berdiskusi mengenai cerita tersebut dengan berusaha menggali ide atau menceritakan ulang dengan redaksi yang berbeda-beda.
- Membuat proyek literasi bersama antara guru dengan siswa dengan cara memaparkan artikel yang dibaca oleh setiap siswa secara kontinyu misalkan sepekan sekali.
- Membuat laporan dalam bentuk reportase.
- Mengembangkan sebuah cerita dari gambar atau simbol yang diperlihatkan.
Sebenarnya masih banyak yang dipaparkan pada TPN 7 kemarin berkaitan dengan literasi. Semoga ini memberikan manfaat bagi pembaca.
#oleh-olehTPN7
#tambahanberbagaisumber
Berikut sertifikat TPN VII...
0 komentar:
Posting Komentar