Kamis, 02 Juli 2020

Literasi Untuk Berdaya

Bismillahirrahmanirrahiim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Segala puji dan puja kepada Allah SWT. atas segala Nikmat dan Karunia yang telah dilimpahkan kepada kita semua.  Sholawat teriring salam tercurahkan kepada manusia yang paling sempurna di muka bumi yang menjadikan dirinya sebagai teladan yang baik bagi seluruh umat manusia, beliau adalah Baginda Nabi Muhammad SAW.  Semoga kita semua mendapatkan syafa'at nya di hari penghisaban nanti...aamiin yaa rabbal'aalamiin..

Alhamdulillah,
Setelah mencoba, mencoba, dan mencoba lagi...akhirnya Allah mudahkan upaya saya dalam menghasilkan sebuah karya buku
yang meskipun masih sangat sederhana namun memberikan arti lebih bagi saya pribadi.  Memang, buku ini atau tulisan ini bukan yang pertama kali berhasil diterbitkan menjadi sebuah buku.  Sebelumnya saya bersama teman-teman guru di SD Al Hanief juga sudah berhasil menerbitkan buku ajar, yakni "Jurus Pamungkas Tembus US SD/MI Tahun 2015" kemudian lanjutannya "Jurus Pamungkas Tembus US SD/MI Tahun 2016".  Keduanya dicetak oleh Tiga Serangkai.  Selama menulis materi kedua buku tersebut, saya tidaklah terlalu mengalami kesulitan karena selain memang sudah familiar dengan materi bahan tulisannya, background pendidikan juga turut mendukung.  Kebetulan waktu itu kebagian menulis materi Matematika untuk tingkat SD.
Namun, untuk karya yang ketiga ini, saya merasa lebih istimewa karena beberapa hal misalnya buku ini merupakan karya personal, saya juga awalnya merasa tidak mampu untuk menghasilkan sebuah karya berupa buku yang mungkin bisa menjadi rujukan atau sekedar referensi bagi siapapun yang membacanya.  Apalagi ditambah saya harus meningkatkan kualitas dan kuantitas bahan bacaan guna menunjang proses penulisan buku ini.  
Saya memang gemar menulis, baik itu berupa artikel-artikel ringan ataupun menulis puisi-puisi yang biasanya muncul saat kondisi-kondisi tertentu.  Itulah mengapa saya membuat blog sebagai ajang "pelampiasan" pikiran maupun perasaan.  Beberapa artikel ringan bahkan sudah dimuat di majalah pendidikan seperti Germajanews.  Hanya saja tetap tidak menyangka jika bisa sampai menerbitkan karya berupa buku.
sekedar flashback,  kemauan dan keberanian untuk menghasilkan karya berupa buku berawal dari saya mengikuti kegiatan Diklat Penulisan Buku secara daring.  Meskipun secara online, namun manfaatnya sangat penulis rasakan.
Sebelum karya "Menjadi GURU HATI" ini ada di tangan saya dan juga anda, ada beberapa hal yang penulis rasakan mungkin juga anda rasakan mengapa belum berhasil menjadikan tulisan anda menjadi sebuah karya berupa buku..
  • tidak kunjung selesai tulisan kita kita karena merasa kehabisan ide ataupun ketidakcocokan ide dengan apa yang kita pikirkan.
  • kita selalu beranggapan bahwa menulis hanya bisa kita lakukan bila mendapat inspirasi.
  • terlalu khawatir dengan tata bahasa ataupun struktur kalimat, tidak tahu cara membuat paragraf ataupun menyusun kalimat.
  • merasa kurang mengerti dengan EYD.
  • tidak ada waktu karena sibuk dengan pekerjaan
  • kurang mood, dan lain sebagainya
hal-hal di atas sangatlah saya rasakan sebagai penulis pemula, bahkan sampai saat ini.  Namun, berkat  pelatihan daring tersebut saya mulai menyadari dan meyakini akan kemampuan diri sendiri.
Kurangnya ide sebenarnya bukanlah masalah bagi kita.  Pada dasarnya ide berseliweran di sekitar kita, bahkan pada tubuh kita sendiri dari ujung rambut sampai ujung kaki banyak terdapat ide yang bisa dijadikan tulisan.
Inspirasi juga bukan merupakan halangan utama yang berarti.  Jika kita jeli setiap menit inspirasi bisa datang menghampiri kita.  Kemiskinan, Korupsi, Berita TV, Buku, Koran, bahkan tingkah laku dan obrolan orang-orang di sekitar kita merupakan inspirasi.  Apalagi jika kita seorang guru, frekuensi interaksi ke anak didik sangat menunjang untuk memperoleh inspirasi.  Hanya saja terkadang kita kurang jeli menangkapnya.  Kurangnya pemahaman kita terhadap EYD juga bukanlah merupakan hal yang serius karena sejatinya kita sudah mempelajarinya sejak tingkat sekolah dasar.
Nah...,
saat mengikuti diklat saya dimotivasi dan disugesti bahwa masalah UTAMA yang menjadikan seseorang merasa sulit untuk menghasilkan karya berupa buku adalah :
  1.  Terlalu banyak mengkritik tulisan sendiri.  Pas sekali, saya juga sempat berpikir seperti ini.  Saat membuat tulisan yang sudah cukup panjang tapi begitu dibaca lagi sepertinya tidak cocok dengan keinginan kita yang sudah direncanakan.
  2.  Kecepatan menulis yang belum lahir dan tumbuh pada diri kita.
  3.  Belum banyak tulisan yang kita buat.

Permasalahan di atas dapat kita atasi dengan cara :
  • Jangan terlalu banyak berpikir dahulu dalam menulis.
  • Jangan mengkritik tulisan dahulu 
  • Tulis yang banyak dulu apapun yang terlintas dalam pikiran anda
Berdasarkan pengalaman saat mengikuti diklat tersebut, penulis ingin mengembangkan dan mewariskan  serta menumbuhkan minat membaca dan menulis kepada para anak didik...
Saat ini saya membiasakan kepada para siswa untuk membumikan literasi.. Literasi mesti kita kembangkan tidak hanya sekedar untuk belajar tetapi juga untuk berdaya.
Sepekan tiga kali (senin, rabu, Jum'at) setelah opening saya membacakan kisah ataupun cerita apa saja tetapi umumnya berkaitan dengan motivasi, kasih sayang, dan kehidupan.  Lalu mereka menulis ulang kisah tersebut... apa saja boleh mereka tuliskan misakan hikmah kisahnya, atau tulis ulang dengan gaya redaksi mereka, ataupun pendapat mereka tentang kisah tersebut.  Sedangkan Jum'atnya mereka yang membaca sembarang buku lalu menulis ulang apa saja berkaitan dengan apa yang dibacanya..
Alhamdulillah, kemampuan mendengar, membaca, dan menulis mereka semakin meningkat. Terbukti saat saya mencermati tulisan-tulisan mereka yang awalnya hanya satu paragraf tapi sudah meningkat menjadi dua atau tiga paragraf bahkan ada yang sampai satu halaman.  Karena saya memotivasi mereka dengan mengatakan bahwa jangan pernah khawatir atau takut salah dengan ejaan ataupun kalimat yang tidak saling berhubungan.  Yang terpenting, segera tulis apa yang terlintas dipikiran, jangan sampai ia berlalu sebelum kamu tulis.  Pokoknya TULIS... TULIS....TULIS...
Saya juga sedang membuat proyek buku bersama anak-anak didik tercinta.. Semoga Allah mudahkan proses ini.  Berharap sebelum mereka lulus SD, buku sudah selesai dan mereka akan lebih berarti dengan dirinya sendiri...
Dahulu saya hanya bercita-cita sederhana berkaitan dengan karya buku ini, yakni sebisa mungkin selama saya menjadi seorang pendidik setidaknya telah menghasilkan SATU buah buku sebagai apresiasi terhadap diri sendiri.  
SEDERHANA tapi ELEGAN.......
Semoga semakin banyak para pendidik yang mampu menghasilkan karya berupa buku...
Tidak ada guru yang tidak bisa menulis buku..
Yang ada hanya guru yang belum mencoba, dan guru yang ingin bukunya sempurna...hingga akhirnya tiada karya tercipta...
kamu pasti bisa....kamu....iyaa... kamu.










salam literasi

LITERASI untuk BELAJAR...
LITERASI untuk BERDAYA..

0 komentar:

Posting Komentar